Saat bayi Anda mulai tumbuh dan lebih kuat, dia lebih cenderung untuk mengalami masuk angin atau batuk. Hal ini mungkin akan membuat dia lebih manja dan rewel, dia ingin selalu bersama Anda dan kadang bisa bangun lebih sering di malam hari karena membutuhkan kenyamanan. Sebagai orang tua, Anda dapat menghabiskan waktu yang lama terhadap masalah kesehatan bayi Anda ketika mereka mengalami batuk pilek. Anda akan mencoba untuk mencari tahu alasan yang sebenarnya di balik pilek atau batuk bayi Anda. Anda harus memahami bahwa bayi sangat rentan terhadap virus penyebab batuk pilek. Jadi memang hal normal bagi mereka yang sering pilek atau batuk. Yang perlu Anda lakukan adalah berhenti mengeluh dan mendidik diri sendiri lebih memahami gejala, penyebab dan cara menangkal batuk pilek tersebut.
Pada umumnya pilek bisa dipicu oleh infeksi virus saluran pernapasan pada bayi Anda terutama pada hidung dan tenggorokannya. Bayi sering mengalami risiko terkena dingin karena mereka sering dikelilingi oleh orang-orang tua yang kadang tidak selalu menjaga kebersihan terutama mencuci tangan mereka. Pilek atau batuk pada bayi juga bisa terjadi karena kenaikan udara dingin selama musim hujan atau cuaca dingin. Bayi bisa mendapatkan delapan sampai sepuluh kali pilek dalam dua tahun pertama setelah kelahirannya. Karena flu biasa ini sangat umum untuk bayi, ada kemungkinan bahwa salah satu infeksi flu bisa bertahan lama selama beberapa minggu. Dingin bisa menjadi indikasi dari beberapa infeksi lain pada bayi Anda. Batuk pilek memang hal yang wajar yang bisa dialami oleh bayi. Jika bayi Anda juga mengalami hidung tersumbat, Anda dapat mencoba untuk membantu agar dia merasa nyaman dan tidak mengalami hidung tersumbat.
Penyebab batuk pilek pada bayi
Penyebab dari pilek yang diderita oleh bayi adalah infeksi oleh rhinovirus, coronavirus, Enterovirus dan coxsackievirus. Setelah bayi terinfeksi dengan jenis virus tertentu, biasanya akan mengganggu kekebalan tubuh bayi. Ketika bayi Anda terkena dingin dan berhadapan langsung dengan seseorang yang sudah terinfeksi pilek, hal ini bisa menyebabkan bayi juga terkena pilek. Virus pilek juga dapat menyebar jika orang sakit menyentuh mulut atau hidung dan kemudian menyentuh bayi Anda tanpa mencuci tangan. Penyebab batuk pilek pada bayi juga bisa terjadi ketika bayi Anda menyentuh langsung dengan permukaan yang terkontaminasi seperti mainan, peralatan, pakaian dan lainnya. Cuaca dingin dapat memicu masalah terkait seperti pilek sedangkan udara yang kering selama musim gugur dan musim dingin bisa menyebabkan bayi mengalami batuk.
Gejala batuk pilek pada bayi
Ada beberapa gejala dari batuk pilek pada bayi yang harus Anda perhatikan sebagai langkah awal untuk memberikan pertolongan pada mereka. Berikut beberapa gejala batuk pilek apda bayi:
ü Suara serak pada bayi yang menandakan karakteristik batuk dan pada umumnya bayi akan batuk-batuk lebih parah di malam hari.
ü Bayi mengalami demam akibat infeksi
ü Bayi mengalami gangguan pernapasan akibat hidung tersumbat
ü Bayi menjadi kurangnya nafsu makan.
ü Bayi Anda menjadi rewel, mudah marah dan lesu
ü Bayi menangis terus karena sakit kepala, mereka akan mengalami batuk di malam hari karena lendir mengalir ke tenggorokan.
Bukan hanya gejala di atas, namun ada beberapa komplikasi umum yang mungkin muncul segera setelah bayi Anda menderita pilek. Komplikasi tersebut diantaranya adalah:
ü Bayi yang menderita flu biasanya bisa berisiko mengalami infeksi telinga. Infeksi ini bisa menyerang jika bakteri atau virus menyebar ke dalam ruang belakang gendang telinga bayi Anda.
ü Pilek dapat menyebabkan mengi pada bayi Anda
ü Pilek juga bisa menyebabkan sinusitis yang merupakan masalah umum
ü Komplikasi serius lainnya dari flu biasa pada bayi adalah pneumonia, bronkiolitis, croup, dan faringitis streptokokus.
Pencegahan dan penanganan batuk pilek pada anak
Jika bayi Anda mengalami batuk pilek, hal ini bisa menjadi pengalaman menyedihkan untuk bayi Anda dan cara terbaik adalah pencegahan terhadap batuk pilek tersebut. Ketika Anda mendapati gejala batuk pilek pada bayi, Anda harus segera mengambil tindakan tepat untuk mengatasinya sebelum hal ini menjadi lebih parah.
Anda dapat menghindari kemungkinan si kecil mengalami batuk pilek dengan beberapa cara dibawah ini:
ü Hindari bayi kontak langsung dengan penderita batuk dan pilek
Anda dapat mengurangi kemungkinan bayi Anda terinfeksi virus batuk pilek dengan menghindari kontak dengan orang lain yang terinfeksi penyakit tersebut. Gunakan sapu tangan untuk menutupi mulut bayi Anda untuk menghindari semua kemungkinan infeksi penyebab virus batuk pilek.
ü Selalu menjaga bayi Anda hangat dan menghindari mereka dari dingin, hal ini bisa mencegah bayi mengalami batuk pilek.
ü Jika bayi Anda menunjukkan tanda-tanda batuk pilek, berikan makanan yang tidak memicu batuk pileknya lebih parah.
ü Selalu mencuci tangan sebelum menyuapi bayi, hal ini bisa mencegah batuk pada bayi
ü Jika bayi Anda mengalami demam, Anda bisa memberinya obat yang sesuai untuk usia bayi Anda. Jangan memberikan aspirin untuk bayi karena hal ini dapat memicu komplikasi lain. Anda juga harus menghindari memberikan obat-obatan untuk si kecil jika dia muntah atau dehidrasi.
ü Berikan ASI pada bayi karena selain menjaga bayi Anda dehidrasi, ASI diyakini memberikan perlawanan ekstra terhadap virus flu dan batuk.
ü Periksakan bayi ke dokter
Jika bayi mengalami gejala batuk dan pilek yang lebih parah, jalan terbaik adalah memeriksakan kondisi bayi tersebut pada dokter. Dokter akan menangani masalah batuk pilek bayi Anda lebih detail. Dokter juga akan memberikan beberapa obat yang bisa membantu mengurangi masalah bayi Anda. Selain itu, pastikan Anda juga berkonsultasi dalam pencegahan batuk pilek pada bayi setelah bayi benar-benar sembuh dari sakitnya.
Bayi mengalami batuk pilek memang hal biasa, namun bukan berarti Anda tidak segera memberikan pertolongan ketika dia menderita gejala tersebut. Hindarilah beberapa hal yang menyebabkan batuk pilek pada bayi, jika perlu rutinlah memeriksakan kondisi kesehatan bayi Anda pada dokter sebelum dia menderita batuk pilek atau penyakit lainnya yang menggangu pertumbuhan bayi.